Blog

Profil Alumni Prasmul: Cheryl Angeline Sumeleh Berkarir di Fashion USA

WhatsApp-Image-2023-07-28-at-09.13.43
Journal

Profil Alumni Prasmul: Cheryl Angeline Sumeleh Berkarir di Fashion USA

Cheryl Angeline Sumeleh, alumni S1 Business 2011 yang saat ini berkarir sebagai retail director di Nicholas K. Perjalanan karir Angie sapaan akrabnya sangatlah menarik untuk diikuti .

Angie menceritakan dirinya pernah bekerja dengan banyak selebriti Hollywood seperti Jody Foster, Anna Chlumsky, Jada Smith, Hailey Bieber, Sigourney Weaver,dan masih banyak lagi. Mengisi halaman editorial untuk Elle USA, Elle France, Elle Arabia, Avenue Magazine, GQ, dll. Juga pernah bekerja untuk TV Show Project Runway All Star sebagai wardrobe stylist Alyssa Milano yang saat itu adalah host dr TV show tersebut.

“Pengalaman kerja lainnya yakni pada tahun 2016 saya pernah bekerja sebagai asisten Ann Caruso, former fashion editor Vogue dan contributor Harper’s Bazaar USA. Client saat itu adalah Taraji P Henson, Elizabeth Hurley, dll. Pada tahun yang sama saya memutuskan untuk berdiri sendiri (self-employed) sebagai freelance fashion stylist and image consulant. Client seperti H&M, Converse dan juga Elucid Magazine dimana saya bertugas sebagai Fashion Director. ucapnya.

Kemudian, lanjut Angie masih di tahun 2016 itu juga saya memulai bisnis dengan teman saya, kami membuka sebuah toko bernama “Toko Itoe” di AEON Mall BSD. Menjual pakaian ready to wear batik modern dan aksesoris dengan aksen Indonesia. Tapi sayangnya harus tutup setelah tahun kedua, Kemudian tahun 2018, saya sedikit membelok dan masuk ke dunia retail dan saat ini bertanggung jawab sebagai Retail Director di Nicholas K, sustainable fashion designer brand berbasis di New York.” ucapnya

Tantangan dalam mengembangan karir di industri fashion terutama di luar negeri, menurut Angie ialah harus beradaptasi dengan tempat baru, lingkungan baru, budaya berbeda. Ini merupakan sebuah tantangan besar terutama pada 2-3 tahun awal.Terutama karena saya disini tinggal sendiri tidak ada keluarga dan hanya beberapa teman dari Indonesia saat itu.

Angie pun mengatakan banyak sekali pengalaman yang tidak terlupakan salah satunya ialah waktu itu musim salju kemudian saya ada jadwal photoshoot editorial. Pagi-pagi bangun sepertinya saya terkena food poisoning sehingga datang ke lokasi terlambat 1 jam. Lalu ternyata hari itu badai salju dan saya harus membawa 3 koper berisi pakaian sendirian, kebetulan taksinya tidak bisa berhenti persis depan gedung krn jalan ditutup,” terangnya.

“Pengalaman waktu itu, jadi saya harus menggeret koper itu dalam kondisi salju yang tebal dijalanan. Saya tidak bisa menghubungi kru disana saat itu karena mereka lokasinya di basement yang susah sinyal. Jadilah disitu sudah lemas karena food poisoning dan harus menarik koper-koper ditengah suhu yang beku dan angin kencang rasanya mau nangis tapi akhirnya ditolongi oleh orang dijalanan. Sampai disana saya tetap harus kerja walaupun dengan kondisi tubuh seperti itu. Kru disana mengerti namun tetap ada rasa tidak enak karena memperlambat kerja semua orang. Jadi yahh kalau dibilang dunia fashion itu glamorous, ada betulnya tapi sebenarnya yg bekerja dibelakang layar, jauh dr kata glam haha,” ujar Angie.

Angie pun mengatakan hal menarik yang dilakukan di Prasetiya Mulya yakni memplopori klub memasak karena salah satu hobi saya adalah masak. Akhirnya waktu itu saya mempelopori untuk membuat Cooking Club sebagai ekskul saat itu dan ternyata lumayan banyak peminatnya. Ditahun pertama juga saya mengetahui Cooking Competition pertama di Prasmul.

Hal yang dirasakan Angie ketika berkuliah di Praetiya Mulya ialah kita terbiasa team work dengan orang yang berbeda-berbeda karakter. Karena banyak tugas dari Prasetiya Mulya yang sifatnya kelompok. Selain itu juga problem solving dan public speaking karena terbiasa persentasi. Harus memiliki ambisi dan ketahanan mental yang kuat. Karena dunia fashion international sangat keras dan persaingannya ketat. Kalau pernah nonton Devil Wears Prada, sebenarnya 70% dari yang diceritakan di film itu benar adanya sepeti itulah dunia fashion di Amerika. Namun tentu tidak semuanya.