Blog

Alumni Sharing Knowledge Empowering Indonesia Migrant: Crafting Consumer-Centric Experience With Gapai.id

unnamed-82
Event / Journal

Alumni Sharing Knowledge Empowering Indonesia Migrant: Crafting Consumer-Centric Experience With Gapai.id

Alumni Network Universitas Prasetiya Mulya menggelar Alumni Sharing Knowledge yang dilaksanakan secara daring pada Jumat, 20 Oktober 2023. Pada Alumni Sharing Knowledge ini dihadiri oleh 22 peserta. Acara ini merupakan perwujudan program Alumni Lifelong Learning yang diperuntukkan bagi alumni S1 dan S2. Tema kali ini ialah Empowering Indonesia Migrant: Crafting Consumer-Centric Experience With Gapai.id.

Narasumber Alumni Sharing Knowledge kali ini ialah Radityo Susilo Dwiatmojo, Alumni Branding 2011 sekaligus Co-Founder & CEO Gapai.id. Dalam pemaparannya Radityo menjelaskan bagaimana perjalanan dirinya membentuk aplikasi Gapai.id sebagai sebuah aplikasi untuk mengakomodir dan memudahkan para pekerja migrant Indonesia mendapatkan pekerjaan di luar negeri.

Langkah Radityo untuk membuat Gapai.id ini timbul, ketika dirinya melihat data bahwasanya potensi pekerja migrant Indonesia di luar negeri itu sangat besar. Jika dibandingkan dengan Filipina yang secara kuantitas kita masih kalah, padahal potensi pekerja migrant di Indonesia mencapai 12,1 Juta namun yang baru tersalurkan hanya 72 ribu pekerja. Sedangkan pekerja migrant di Filipina mencapai 745 ribu pekerja yang tersebar di luar negeri dan ini hampir 10 kali lipatnya dari Indonesia.

Menurut Radityo, rendahnya penyebaran pekerja migrant Indonesia di luar negeri tentunya disebabkan sejumlah faktor, di antara faktor-faktor penyebabnya yakni banyak dari para calon pekerja migrant yang masih ragu dan takut untuk melakukan proses penerimaan pekerjaan di luar negeri. Hal ini dikarenakan, para calon pekerja migrant harus menunggu 4 hingga 6 bulan proses seleksi penerimaan bekerja, tentunya selain menguras waktu, hal ini pun berdampak pada mental mereka terkait ketidakpastian.

“Kemudian biaya mengurus persiapan bekerja di luar negeri secara konvensional dapat mencapai 30 hingga 60 juta, tentunya hal ini menjadi pertimbangan yang sangat dipikirkan oleh para pekerja migrant di Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Faktor selanjutnya yakni banyak sekali penipuan serta scam dari berbagai pihak terutama para penyalur pekerja migrant di luar negeri sehingga menyebabkan para calon pekerja migrant menjadi ragu dan takut untuk melanjutkan prosesnya bekerja di luar negeri,” ungkapnya.

Di sinilah peran Gapai.id untuk memberikan kemudahan serta solusi bagi para pekerja migrant yang tadinya kesulitan untuk melakukan proses penerimaan kerja menjadi lebih mudah, lewat sejumlah transformasi yang kita tawarkan. Dalam hal ini memfasilitasi para calon pekerja migrant dengan user hingga diterima bekerja dalam rentang waktu 1,5 bulan saja.

“Gapai.id menawarkan transformasi dan digitalisasi dalam penyaluran pekerja migrant Indonesia ke luar negeri, sehingga memangkas waktu dan biaya serta menambah  kepercayaan para pekerja migrant untuk dapat bekerja. Saat ini, Gapai.id, telah menyalurkan 300 pekerja migrant di 60 negara yang banyak tersebar di wilayah Eropa Timur dan Timur Tengah,” ucapnya.

Radityo pun menambahkan pelajaran penting yang dapat diambil dari terbentuknya Gapai.id yakni, Gapai.id menjadi sebuah pembelajaran bagaimana mentransformasikan bisnis menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, dan dapat mengubah hidup seseorang yang tadinya mungkin beban menjadi seorang pahlawan baik bagi dirinya, keluarganya atau lingkungannya. Sehingga transformasi kehidupan seseorang dapat terlihat menjadi lebih baik.