Blog

IKAPRAMA Saham Club: Financial Self Awareness and Basic Investing with Pina

unnamed (87)
Journal

IKAPRAMA Saham Club: Financial Self Awareness and Basic Investing with Pina

Ikatan Alumni Prasetiya Mulya (IKAPRAMA) Saham Club menggelar Webinar bertajuk Financial Self Awareness and Basic Investing with PINA yang dilaksanakan Sabtu, 01 April 2023 secara daring. Acara ini dihadiri oleh 17 peserta webinar.

Dalam Webinar kali ini, narasumber yang dihadirkan yakni Vincent Liyanto, CFP, Senior Financial Planner PINA. Dalam pemaparanya, Vincent menjelaskan terkait strategi dalam memasuki dunia investasi. Menurutnya ketika seseorang memutuskan untuk masuk ke dunia investasi, seorang investor tidak hanya sekedar menyiapkan pendanaan dan analisa, tetapi harus dilengkapi dengan kesadaran diri tentang keuangan pribadi.

Menurutnya webinar kali ini sangat tepat untuk membantu memahami psikologi, kesadaran diri, dan analisa instrumen investasi agar keuangan pribadi menjadi lebih tajam dan objektif. Dalam pemaparanya, Vincent mengatakan perencanaan dalam keuangan adalah hal penting yang harus dilakukan, hal ini dikarenakan manusia itu punya siklus hidup, karena waktu yang sudah berjalan tidak bisa diputar balik.

Untuk itu, lanjut Vincent menyiapkan planning keuangan merupakan hal mendasar yang harus dilakukan sedini mungkin. Jika dilihat dalam siklus hidup manusia, ada 4 fase yang dilalui oleh manusia normal dan dapat dijadikan acuan untuk mengatur perencanaan keuangan. Pertama saat usia 0-20 tahun, pada fase ini seseorang memang tidak terlalu produktif dan cenderung tidak memiliki penghasilan.

“Sementara itu, di fase kedua yakni 20 sampai 40 tahun, seseorang akan cenderung produktif, dan memiliki risiko hidup serta memiliki tujuan dan prioritas keuangan untuk menikah, pendidikan anak, memiliki rumah, perjalanan ibadah, masa pensiun dan warisan,” terangnya.

Di fase ketiga yakni pada usia 40 sampai 60 tahun, di tahap ini seseorang memang berada di usia produktif namun menjelang menua dan produktivitas menurun, dan fase terakhir 60 hingga 80 tahun seseorang tidak akan memiliki penghasilan dan resiko hidup cenderung tambah tinggi.

“Untuk itu, melihat empat fase ini sudah semestinya kita mengatur dan merencanakan keuangan dengan baik. Terutama saat usia produktif kita dan badan masih sehat, kita bisa saja menghindarkan diri dari stress saat memulai fase ketiga dan terakhir,” ujarnya.

Vincent pun menyarankan untuk secara konsisten melakukan cek kesehatan keuangan berupa kegiatan review kondisi keuangan dalam periode tertentu untuk memastikan apakah kondisi keuangan masih berada dalam jalur yang benar dalam pengelolaan keuangan.

“Proses cek kesehatan keuangan sederhana yakni analisis budgeting untuk mengetahui dan memastikan arus kas bulanan, alokasi dana untuk investasi dan menabung, alokasi ini diperkirakan sebanyak 20% dari pemasukan, menyiapkan mitigasi risiko minimal memiliki asuransi BPJS, dan menghitung cicilan utang kurang lebih 30% dari pemasukan. Kemudian dapat juga melakukan pengecekan semua aset dan hutang untuk menentukan net worth asset dengan mengelola keuangan anda dan berfokus pada pengeluaran sehari-hari, mengurangi hutang, membangun arus kas yang stabil.” terangnya